Senin, 17 September 2012

TUGAS DASAR EPIDEMIOLOGI 2012


PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
  
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi,
beberapa diantaranya adalah :
1.Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk.
Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
2.Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
3.Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal      ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular.
Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
4.Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.    
5.Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
6.Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
7.Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos = people ; logos = science ).
8.Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or events in specified population and the application of this study to control of problems.
9.Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.
10.Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal
11.Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence their distribution.
12.Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
13.Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided according to some characteristic believed to influence of the event.
14.Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
15.Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.

Konsep dasar
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Epi yang berarti pada atau tentang, kata demos yang berarti penduduk, dan kata logia yang berarti ilmu. Sehingga diterjemahkan menjadi ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.

Definisi Epidemiologi menurut para ahli
1. Wada Hampton Frost tahun 1972(Guru Besar Epidemiologi) : Epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena missal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat ilmiah (natural history) penyakit menular.
2. Greenwood 1934 : Epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari mengenai penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok penduduk.
3. Definisi lama : Ilmu yang mempelajari penyebaran atau perluasan suatu penularan penyakit di dalam suatu kelompok penduduk atau masyarakat.
4. Omran (1974) : Suatu studi mengenai terjadinya dan terdistribusinya keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga diterminnya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk atau masyarakat.
5. Garry D Friedmann(1974) : Epidemiology is the study of disease occurance in human populations (Buku : primer of Epidemiology)
6. Fox/Hall/Elreback : Suatu pengetahuan tentang factor yang menentukan terjadinya suatu penyakit dalam suatu populasi
7. WHO (Regional committee Nacting ke 42 di Bandung) : Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

Nama: Catherina Sekar R
NIM: E2A009147

Kamis, 24 Maret 2011

Air borne disease

Nama : Catherina Sekar R

NIM : E2A009147 / R2

FKM UNDIP

Airborne disease adalah penyakit yang tersebar ketika tetesan pathogen dikeluarkan ke udara yang disebabkan oleh batuk, bersin, atau berbicara. Penyakit ini mengacu pada setiap penyakit yang disebabkan oleh agen mikrobapatogen dan ditularkan melalui udara.

PNEUMONIA

A. Definisi

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli) yang disebabkan terutama oleh bakteri dan merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sering menyebabkan kematian. Penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia mengakibatkan jaringan paru mengalami peradangan. Akibatnya kemampuan paru untuk menyerap oksigen menjadi berkurang. Kekurangan

oksigen membuat sel-sel tidak bisa bekerja.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-istikhoriy-5727-2-babii.pdf

B. Epidemiologi

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, dan merupakan penyebab kematian utama pada balita. Hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan mendapatkan pneumonia penyebab kejadian dan kematian tertinggi pada balita. Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, antara lain virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lain adalah defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GE, dll. Pneumonia pada anak merupakan infeksi yang serius dan banyak diderita anak – anak di seluruh dunia yang secara fundamental berbeda dengan pneumonia pada dewasa. Di Amerika dan Eropa yang merupakan negara maju angka kejadian pneumonia masih tinggi, diperkirakan setiap tahunnya 30 – 45 kasus per 1000 anak pada umur kurang dari 5 tahun, 16 – 20 kasus per 1000 anak pada umur 5 – 9 tahun, 6 – 12 kasus per 1000 anak pada umur 9 tahun dan remaja.

  1. Etiologi

Virus adalah penyebab paling tinggi pneumonia pada anak-anak akan tetapi 20-30 % penyebabnya merupakan bakteri. Banyak faktor yang bisa meningkatkan resiko pneumonia seperti cacat kongenital, kekurangan sistem imun oleh karena suatu penyakit atau obat, penyakit genetik seperti tracheoesophageal fistula, fibrosis cistik, sel bulan sabit, reflux gastroesophageal, aspirasi benda asing, ventilasi mekanik, serta lama diopname di rumah sakit. Etiologi Pneumonia pada balita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai penyebab Pneumonia. Hanya biakan dari aspirat paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan untuk membantu penetapan etiologi Pneumonia. Meskipun pemeriksaan spesimen aspirat paru merupakan cara yang sensitif untuk mendapatkan dan menentukan bakteri penyebab Pneumonia pada balita akan tetapi fungsi paru merupakan prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika, terutama jika hanya dimaksudkan untuk penelitian. Oleh karena alasan tersebut diatas maka penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara menunjukan bahwa di negara berkembang Streptokokus pneumonia dan Hemofilus influenza merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua pertiga dari hasil isolasi, yaitu 73,9 % aspirat paru dan 69,1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju, dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya isebabkan oleh virus.

Patogen penyebab pneumonia bermacam-macam, virus merupakan penyebab pada kebanyakan kasus, seperti : adenovirus, respiratory syncytial, parainfluenza, serta virus influenza. Pneumonia pada bayi baru lahir biasanya disebabkan oleh organisme yang berasal dari organ genital wanita sewaktu dia hamil, termasuk Group B Streptococci, Moraxella catarrhalis merupakan penyebab yang tidak umum atau jarang, Haemophillus influenza penyebab yang kasusnya semakin menurun karena telah ditemukan vaksinnya,Mycobacterium tuberculosis, lung flukes penyebab pneumonia pada anak-anak.

Mycoplasma pneumoniae, Streptococcus pneumoniae penyebab paling umum kasus pneumonia pada anak-anak di atas 6 tahun, Chlamydia pneumoniae menimbulkan infeksi pada anak-anak (5-14 tahun), beberapa kasus pneumonia disebabkan oleh kontak langsung dengan binatang, seperti : Francisella tularensis (kelinci), Chlamydia psittaci (burung), Coxiella burnetti (domba), Salmonella choleraesuis (babi).

Pneumococcus adalah bakteri diplococcus gram positif yang biasanya sering ditemukan pada saluran pernafasan atas.

  1. Penularan

Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :


1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.

2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.

3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) 'endotracheal tube' sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.

4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.

5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

Virus dan bakteri biasanya ditemukan di daerah hidung dan tenggorokan anak. Keduanya dapat menginfeksi paru-paru jika mereka terhirup. Virus dan bakteri dapat juga tersebar melalui pengeluaran udara, seperti batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menular melalui darah, terutama selama dan sesaat setelah kelahiran.

Pneumococcus disebarkan melalui kontak antara orang-orang yang sakit atau yang membawa bakteri-bakteri di tenggorokannya. Pneumococcal pneumonia diterima melalui droplets pernapasan dari hidung atau mulut seorang yang terinfeksi.

Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:
1. Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
2. Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
3. Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.

Mekanisme Penularan dan Gejala

Pneumonia bakteri didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.

Pada orang normal tubuh akan mengadakan perlawanan, dan biasanya menang, tetapi tidak pada lansia atau mereka yang daya tahan tubuhnya menurun. Karena mekanisme itu, biasanya infeksi paru-paru (pneumonia) jenis itu didahului dengan infeksi saluran napas bagian atas satu minggu sebelumnya, kemudian gejala timbul mendadak seperti panas yang tinggi (mencapai 40 derajat Celsius) disertai menggigil dengan gemeretak gigi bahkan bisa sampai muntah. Terdapat juga nyeri pleura (lapisan yang membungkus jaringan paru-paru) yang hebat dan diperberat dengan batuk dan pernapasan yang terganggu.

Jenis batuk biasanya produktif mengeluarkan lendir yang berwarna hijau atau merah tua. Penderita akan mengeluarkan keringat banyak, nadi dan pernapasan meningkat. Karena kekurangan oksigen, bibir dan kuku membiru. Kesadaran pasien menjadi menurun.

E. Control

Pencegahan Pneumococcal pneumonia

Vaksin pneumococcal adalah satu-satunya jalan untuk mencegah memperoleh pneumococcal pneumonia. Vaksin-vaksin tersedia untuk anak-anak dan kaum dewasa.

Vaksin-vaksin dan imunisasi-imunisasi dari Pusat-pusat untuk Kontrol Penyakit dan Pencegahan merekomendasikan bahwa perlunya mendapatkan vaksin pneumococcal pneumonia jika berada didalam kelompok-kelompok berikut:

  • berumur 65 tahun atau lebih tua
  • mempunyai suatu persoalan kesehatan jangka panjang yang serius seperti penyakit jantung, penyakit sel sabit, alkoholisme, penyakit paru (tidak termasuk asma), diabetes, atau sirosis hati
  • Resistensi pada infeksi menurun yang disebabkan oleh:
    • Infeksi HIV atau AIDS
    • Lymphoma, leukemia, atau kanker-kanker lain
    • Perawatan kanker dengan x-rays atau obat-obat
    • Perawatan dengan obat-obat steroid jangka panjang
    • Transplantasi sumsum tulang atau organ
    • Gagal ginal atau sisdrom ginjal
    • Limpa yang rusak atau tidak ada limpa
  • seorang pribumi Alaska atau dari populasi-populasi pribumi Amerika tertentu

Sebaiknya semua bayi-bayi dan anak-anak yang lebih muda dari 2 tahun mendapatkan vaksin pneumococcal.

Upaya pencegahan pneumonia meliputi beberapa hal, sesuai dengan faktor penyebab pneumonia:
• ASI eksklusif 6 bulan
• Gizi cukup dan seimbang sesuai usia anak

Kecukupan gizi merupakan kunci dalam meningkatkan sistem pertahan tubuh anak, dimulai dari ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Gizi yang baik terbukti dapat mencegah pneumonia dan juga mempercepat penyembuhan.

• Imunisasi
Imunisasi yang penting berkaitan dengan pneumonia antara lain imunisasi DPT, campak, pneumokokus, dan Hib. Imunisasi DPT dan campak meupakan imunisasi wajib yang harus diberikan pada anak, sedangkan imunisasi pneumokokus dan Hib merupakan imunisasi anjuran yang dapat diberikan pada anak karena memberikan kekebalan terhadap kuman penyebab pneumonia.

• Lingkungan bebas asap
Anak-anak harus dijauhkan dari pajanan asap rokok, asap dapur terutama dari pembakaran kayu dan sejenisnya, serta polusi udara. Memperbaiki hygiene lingkungan dapat dilakukan misalnya dengan menyediakan ventilasi yang baik di dalam rumah, menjaga kebersihan, dan menggunakan masker pelindung untuk mengurangi pajanan terhadap polusi.

• Etiket batuk
Penularan pneumonia banyak berasal dari percikan batuk atau bersin pasien pneumonia. Untuk menghindari penularan tersebut, sebaiknya menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, penting untuk mencuci tangan setelahnya untuk menghindari tersebarnya kuman.

Pengobatan
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan tipe dari penyebab Pneumonia itu sendiri.
1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplit sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan sekresi mucossa (riak/dahak) diparu-paru.

Sehingga dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa control yang dapat dilakukan pada penderita adalah

  1. Melalui pengobatan
  2. Melalui edukasi dengan memberi pengetahuan mengenai penyakit pneumonia sehingga penderita memiliki wawasan yang cukup ketika menderita penyakit pneumonia dan cara pencegahannya

Pada lingkungan :

  1. Pencahayaan yang baik sehingga memungkinkan sinar matahari dapat menyinari ruangan secara langsung
  2. Mengurang polusi udara dalam ruang (misalnya dengan menyediakan ventilasi yang baik)
  3. Meningkatkan sanitasi dalam rumah

Contact person:

  1. Membiasakan pola hidup yang sehat dengan memakan makanan yang mengendung gizi tinggi dan berolahraga secara rrutin
  2. Perlindungan diri melalui imunisasi pneumonia

REFERENSI :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-istikhoriy-5727-2-babii.pdf

http://flo-century.livejournal.com/12220.html

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia Pada Anak Balita, Orang Dewasa

Minggu, 20 Maret 2011

Food and water borne disease

Food and water borne disease adalah suatu penyakit yang merupakan hasil dari pencernaan dan penyerapan makanan serta minuman yang mengandung mikroba oleh tubuh manusia. Bersifat person-to-person (orang ke orang) melalui faecal-oral.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia membutuhkan makanan untuk hidup. Jika tidak memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan, 2 hal tersebut dapat merugikan bagi manusia.

Penularan food and water borne disease oleh makanan dapat bersifat infeksi. Artinya suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisma yang hidup, biasanya berkembangbiak pada tempat terjadinya peradangan. Pada kasus food and water borne disease mikroorganisma masuk bersama makanan yang kemudian dicerna dan diserap oleh tubuh manusia. Gejala food and water borne disease yang umumnya terlihat adalah perut mual diikuti muntah - muntah, diare, demam, kejang - kejang dan lain - lain.

Food and water borne disease memiliki beberapa penggolongan sebagai berikut :

Penggolongan 1 à(organ target)

1.Penyakit saluran pencernaan akut: kholera, disentri

2. Penyakit saluran pencernaan kronis: cacing tambang à Necator Americanus

3. Penyakit non-saluran pencernaan: hepatitis A(hati), polio (saraf)

Penggolongan 2 (Media Transmisi)

1.Penyakit ditularkan melalui makanan-minuman

2. Penyakit tidak ditularkan lewat makanan minuman: cacing tambang à lewat kulit.

3. Penyakit lanjutan / migrasi ke organ lain.

Untuk memberikan informasi yang lebih mengenai salah satu contoh food and water borne disease berikut ini saya akan menjelaskan mengenai hepatitis A.

HEPATITIS A

  1. Definisi

Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Virus hepatitis memiliki beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan ada pula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).

Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati. Peradangan ini ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya, yaitu faktor infeksi dan non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis atau bakteri. Faktor non infeksi misalnya karena obat. Obat tertentu dapat mengganggu fungsi hati dan menyebabkan hepatitis. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Memang sebagian orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh dengan sendirinya, namun demikian virus ini akan menetap dalam tubuh seumur hidup. Virus hepatitis dengan tipe A (infeksi atau hepatitis dengan inkubasi pendek) banyak diderita kaum homoseksual dan penderita virus HIV. Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.

  1. Epidemiologi

Hepatitis virus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (VHA),virus Hepatitis B (VHB) dan virus Hepatitis Non-A Non-B (VHNANB). Secara klinik penyakit ini telah dikenal sejak Hippocrates. VHA dan VHB baru diketahui sebagai penyebabnya pada permulaan abad ini dan VHNANB baru diketemukan oleh Prince dkk, tahun 1974.Sebelumnya, Blumberg (1965) telah menemukan antigen Australia (AuAg). Secara epidemiologik hepatitis virus B lebih penting, karena di samping adanya penderita dengan gejala-gejala klinik yang nyata (simtomatik), terdapat juga karier (asimtomatik) sebagai suatu sumber penularan. Lebih penting lagi, 5-15% menjadi kronik, selanjutnya menjadi sirosis hepa-tis dan karsinoma hepatoselular. Pemeriksaan serologik pada masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia, mem-perlihatkan prevalensi cukup tinggi, sehingga dianggap telah menjadi masalah

kesehatan masyarakat.

  1. Etiologi

Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.
• Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E.
• Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia.

Penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Hepatitis A Virus (HAV) ditemukan dalam feses dari penderita hepatitis A. Melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV.
Hepatitis virus A disebabkan oleh virus RNA, di-tularkan melalui kontak langsung secara orofekal. Virus didapatkan pada tinja penderita pada masa penularan yang dimulai pada akhir masa inkubasi sampai dengan fase permulaan prodromal. Masa inkubasi pada virus hepatitis tipe A ini adalah 15-50 hari (rata-rata 28 hari).

Hepatitis A disebabkan oleh virus HAV (Hepatitis A Virus). Virus ini adalah anggota terpisah dari famili picornavirus. HAV merupakan partikel bulat 27-32 nm dengan simetri kubus, mengandung genom RNA untai tunggal yang lurus beryukuran 7,5 kb. HAV memiliki sifat stabil pada pemberian ether 20%, asam (pH 1,0 selama 2 jam), dan panas (60ºC selama 1 jam). Virus dapat dihancurkan dengan merebus dalam air selama 5 menit, dengan pemanasan kering (180ºC selama 1 jam), radiasi ultraviolet, formalin, dan klorin. Memanaskan makanan pada suhu > 85ºC selama 1 menit sangat penting untuk inaktivasi HAV.

  1. Mekanisme Penularan

Penyakit Hepatitis disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran atau tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal-oral) dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV. Penularannya bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah, selain itu akibat buruknya tingkat kebersihan. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien tersebut, misalnya melalui makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang serta minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

Berikut akan dijelaskan urut – urutan kasarnya. Penderita hepatitis A atau pembawa (carrier) akan mengeluarkan virus hepatitis A dalam kotoran mereka. Bila mereka bekerja mengolah makanan atau memasak tanpa higiene yang baik dan terjaga, maka ada kemungkinan masakannya terkontaminasi virus.



Gejala

Gejala hepatitis A biasanya muncul akut, seperti

- gejala flu

- mual

- demam

- pusing yang terus menerus

- air seni kemerahan

- bagian bola mata yang putih menjadi kekuningan

- perut sebelah kanan atas terasa sakit atau bebal

Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Pada anak-anak kadang kala tidak timbul gejala yang mencolok hanya demam tiba-tiba serta hilang nafsu makan. Semakin tua usia seseorang saat terserang, gejala penyakit akan semakin berat. Komplikasi akibat hepatitis A hampir tidak ada, kecuali pada para lansia atau seseorang yang memang sudah mengidap penyakit kronis hati atau sirosis. Oleh karena itu, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.

Penelitian infektivitas menunjukkan bahwa risiko paling besar penulran hepatitis A adalah antara 2 minggu sebelum dan 1 minggu sesudah timbulnya ikterus.

Diagnosis

Untuk memastikan seseorang mengidap hepatitis A virus (HAV), dilakukan tes darah yang menunjukkan positif terhadap antibodi virus tersebut. Tes lebih tepat bila kadar ALT (serum alanine aminitransferase) dan AST (asparaten aminotransferase) menunjukkan angka di atas normal.

Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah 15-50 hari, rata-rata adalah 30 hari. Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Pada masa inkubasi ini penderita akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, TBC, dan thypus.

Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:

(1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual

(2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik)

(3) stadium kesembuhan (konvalesensi)

  1. Pencegahan terhadap hepatitis A

Hepatitis A dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Vaksinasi dapat diberikan sejak usia 2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan dan memberikan perlindungan jangka panjang. Vaksinasi kedua bertujuan meningkatkan antibodi dan memastikan jumlahnya cukup banyak agar bersifat protektif. Vaksinasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah. Vaksin hepatitis A merupakan perlindungan terbaik yang memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali.
Selain itu, pencegahan yang dapat dilakukan adalah

• Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelum makan, setelah dari toilet, dan sebelum menyiapkan makanan dengan air dan sabun
• Meminum air yang matang
• Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah penyebaran kuman antar anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari linen, handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga,
• Jangan berbagi jarum suntikan

Untuk menghindari liasnya penyebaran virus dari penderita hepatitis A maka dibutuhkan masa pengasingan atau isolasi. Masa pengasingan atau isolasi yang disarankan adalah selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. Selain itu, pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.

REFERENSI

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/04_EpidemilogiHepatitisVirus.pdf/04_EpidemilogiHepatitisVirus.html

http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/en/index.html

http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/112/75

Dalimartha, Setiawan, Dr. (1999). Buku Ramuan Tradisional untuk Pengobatan

Hepatitis, Jakarta: Sawadaya

Sulaiman Ali, Yulitasari, 1995. Virus Hepatitis A sampai E di Indonesia, Yayasan

Penerbitan IDI, Jakarta

Catherina Sekar R

E2A009147 / R2

FKM UNDIP