Kamis, 24 Maret 2011

Air borne disease

Nama : Catherina Sekar R

NIM : E2A009147 / R2

FKM UNDIP

Airborne disease adalah penyakit yang tersebar ketika tetesan pathogen dikeluarkan ke udara yang disebabkan oleh batuk, bersin, atau berbicara. Penyakit ini mengacu pada setiap penyakit yang disebabkan oleh agen mikrobapatogen dan ditularkan melalui udara.

PNEUMONIA

A. Definisi

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli) yang disebabkan terutama oleh bakteri dan merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sering menyebabkan kematian. Penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia mengakibatkan jaringan paru mengalami peradangan. Akibatnya kemampuan paru untuk menyerap oksigen menjadi berkurang. Kekurangan

oksigen membuat sel-sel tidak bisa bekerja.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-istikhoriy-5727-2-babii.pdf

B. Epidemiologi

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, dan merupakan penyebab kematian utama pada balita. Hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan mendapatkan pneumonia penyebab kejadian dan kematian tertinggi pada balita. Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan pneumonia, antara lain virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lain adalah defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GE, dll. Pneumonia pada anak merupakan infeksi yang serius dan banyak diderita anak – anak di seluruh dunia yang secara fundamental berbeda dengan pneumonia pada dewasa. Di Amerika dan Eropa yang merupakan negara maju angka kejadian pneumonia masih tinggi, diperkirakan setiap tahunnya 30 – 45 kasus per 1000 anak pada umur kurang dari 5 tahun, 16 – 20 kasus per 1000 anak pada umur 5 – 9 tahun, 6 – 12 kasus per 1000 anak pada umur 9 tahun dan remaja.

  1. Etiologi

Virus adalah penyebab paling tinggi pneumonia pada anak-anak akan tetapi 20-30 % penyebabnya merupakan bakteri. Banyak faktor yang bisa meningkatkan resiko pneumonia seperti cacat kongenital, kekurangan sistem imun oleh karena suatu penyakit atau obat, penyakit genetik seperti tracheoesophageal fistula, fibrosis cistik, sel bulan sabit, reflux gastroesophageal, aspirasi benda asing, ventilasi mekanik, serta lama diopname di rumah sakit. Etiologi Pneumonia pada balita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai penyebab Pneumonia. Hanya biakan dari aspirat paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan untuk membantu penetapan etiologi Pneumonia. Meskipun pemeriksaan spesimen aspirat paru merupakan cara yang sensitif untuk mendapatkan dan menentukan bakteri penyebab Pneumonia pada balita akan tetapi fungsi paru merupakan prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika, terutama jika hanya dimaksudkan untuk penelitian. Oleh karena alasan tersebut diatas maka penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara menunjukan bahwa di negara berkembang Streptokokus pneumonia dan Hemofilus influenza merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua pertiga dari hasil isolasi, yaitu 73,9 % aspirat paru dan 69,1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju, dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya isebabkan oleh virus.

Patogen penyebab pneumonia bermacam-macam, virus merupakan penyebab pada kebanyakan kasus, seperti : adenovirus, respiratory syncytial, parainfluenza, serta virus influenza. Pneumonia pada bayi baru lahir biasanya disebabkan oleh organisme yang berasal dari organ genital wanita sewaktu dia hamil, termasuk Group B Streptococci, Moraxella catarrhalis merupakan penyebab yang tidak umum atau jarang, Haemophillus influenza penyebab yang kasusnya semakin menurun karena telah ditemukan vaksinnya,Mycobacterium tuberculosis, lung flukes penyebab pneumonia pada anak-anak.

Mycoplasma pneumoniae, Streptococcus pneumoniae penyebab paling umum kasus pneumonia pada anak-anak di atas 6 tahun, Chlamydia pneumoniae menimbulkan infeksi pada anak-anak (5-14 tahun), beberapa kasus pneumonia disebabkan oleh kontak langsung dengan binatang, seperti : Francisella tularensis (kelinci), Chlamydia psittaci (burung), Coxiella burnetti (domba), Salmonella choleraesuis (babi).

Pneumococcus adalah bakteri diplococcus gram positif yang biasanya sering ditemukan pada saluran pernafasan atas.

  1. Penularan

Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :


1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.

2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.

3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) 'endotracheal tube' sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.

4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.

5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

Virus dan bakteri biasanya ditemukan di daerah hidung dan tenggorokan anak. Keduanya dapat menginfeksi paru-paru jika mereka terhirup. Virus dan bakteri dapat juga tersebar melalui pengeluaran udara, seperti batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menular melalui darah, terutama selama dan sesaat setelah kelahiran.

Pneumococcus disebarkan melalui kontak antara orang-orang yang sakit atau yang membawa bakteri-bakteri di tenggorokannya. Pneumococcal pneumonia diterima melalui droplets pernapasan dari hidung atau mulut seorang yang terinfeksi.

Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:
1. Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
2. Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
3. Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.

Mekanisme Penularan dan Gejala

Pneumonia bakteri didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.

Pada orang normal tubuh akan mengadakan perlawanan, dan biasanya menang, tetapi tidak pada lansia atau mereka yang daya tahan tubuhnya menurun. Karena mekanisme itu, biasanya infeksi paru-paru (pneumonia) jenis itu didahului dengan infeksi saluran napas bagian atas satu minggu sebelumnya, kemudian gejala timbul mendadak seperti panas yang tinggi (mencapai 40 derajat Celsius) disertai menggigil dengan gemeretak gigi bahkan bisa sampai muntah. Terdapat juga nyeri pleura (lapisan yang membungkus jaringan paru-paru) yang hebat dan diperberat dengan batuk dan pernapasan yang terganggu.

Jenis batuk biasanya produktif mengeluarkan lendir yang berwarna hijau atau merah tua. Penderita akan mengeluarkan keringat banyak, nadi dan pernapasan meningkat. Karena kekurangan oksigen, bibir dan kuku membiru. Kesadaran pasien menjadi menurun.

E. Control

Pencegahan Pneumococcal pneumonia

Vaksin pneumococcal adalah satu-satunya jalan untuk mencegah memperoleh pneumococcal pneumonia. Vaksin-vaksin tersedia untuk anak-anak dan kaum dewasa.

Vaksin-vaksin dan imunisasi-imunisasi dari Pusat-pusat untuk Kontrol Penyakit dan Pencegahan merekomendasikan bahwa perlunya mendapatkan vaksin pneumococcal pneumonia jika berada didalam kelompok-kelompok berikut:

  • berumur 65 tahun atau lebih tua
  • mempunyai suatu persoalan kesehatan jangka panjang yang serius seperti penyakit jantung, penyakit sel sabit, alkoholisme, penyakit paru (tidak termasuk asma), diabetes, atau sirosis hati
  • Resistensi pada infeksi menurun yang disebabkan oleh:
    • Infeksi HIV atau AIDS
    • Lymphoma, leukemia, atau kanker-kanker lain
    • Perawatan kanker dengan x-rays atau obat-obat
    • Perawatan dengan obat-obat steroid jangka panjang
    • Transplantasi sumsum tulang atau organ
    • Gagal ginal atau sisdrom ginjal
    • Limpa yang rusak atau tidak ada limpa
  • seorang pribumi Alaska atau dari populasi-populasi pribumi Amerika tertentu

Sebaiknya semua bayi-bayi dan anak-anak yang lebih muda dari 2 tahun mendapatkan vaksin pneumococcal.

Upaya pencegahan pneumonia meliputi beberapa hal, sesuai dengan faktor penyebab pneumonia:
• ASI eksklusif 6 bulan
• Gizi cukup dan seimbang sesuai usia anak

Kecukupan gizi merupakan kunci dalam meningkatkan sistem pertahan tubuh anak, dimulai dari ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Gizi yang baik terbukti dapat mencegah pneumonia dan juga mempercepat penyembuhan.

• Imunisasi
Imunisasi yang penting berkaitan dengan pneumonia antara lain imunisasi DPT, campak, pneumokokus, dan Hib. Imunisasi DPT dan campak meupakan imunisasi wajib yang harus diberikan pada anak, sedangkan imunisasi pneumokokus dan Hib merupakan imunisasi anjuran yang dapat diberikan pada anak karena memberikan kekebalan terhadap kuman penyebab pneumonia.

• Lingkungan bebas asap
Anak-anak harus dijauhkan dari pajanan asap rokok, asap dapur terutama dari pembakaran kayu dan sejenisnya, serta polusi udara. Memperbaiki hygiene lingkungan dapat dilakukan misalnya dengan menyediakan ventilasi yang baik di dalam rumah, menjaga kebersihan, dan menggunakan masker pelindung untuk mengurangi pajanan terhadap polusi.

• Etiket batuk
Penularan pneumonia banyak berasal dari percikan batuk atau bersin pasien pneumonia. Untuk menghindari penularan tersebut, sebaiknya menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, penting untuk mencuci tangan setelahnya untuk menghindari tersebarnya kuman.

Pengobatan
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan tipe dari penyebab Pneumonia itu sendiri.
1. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplit sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
2. Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
3. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan sekresi mucossa (riak/dahak) diparu-paru.

Sehingga dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa control yang dapat dilakukan pada penderita adalah

  1. Melalui pengobatan
  2. Melalui edukasi dengan memberi pengetahuan mengenai penyakit pneumonia sehingga penderita memiliki wawasan yang cukup ketika menderita penyakit pneumonia dan cara pencegahannya

Pada lingkungan :

  1. Pencahayaan yang baik sehingga memungkinkan sinar matahari dapat menyinari ruangan secara langsung
  2. Mengurang polusi udara dalam ruang (misalnya dengan menyediakan ventilasi yang baik)
  3. Meningkatkan sanitasi dalam rumah

Contact person:

  1. Membiasakan pola hidup yang sehat dengan memakan makanan yang mengendung gizi tinggi dan berolahraga secara rrutin
  2. Perlindungan diri melalui imunisasi pneumonia

REFERENSI :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-istikhoriy-5727-2-babii.pdf

http://flo-century.livejournal.com/12220.html

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Pneumonia Pada Anak Balita, Orang Dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar